Minggu, 21 Agustus 2011

Fenomena Kalisari

Sebuah dusun ada di dekat jalan raya antara Benjeng dengan Balongpanggang di Kabupaten Gresik atau sebuah dusun di ujung jalan raya sebelah utara jalan raya, yang sangat populer dengan nama Kalisari.
Secara administrasi Kalisari ini termasuk wilayah Desa Kalipadang Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Dari lima dusun di Desa Kalipadang yang terdiri dari lima dusun yaitu Dusun Ploso, Dusun Kalisari, Dusun Kalimoro, Dusun Gesing dan Dusun Kalipadang, maka dusun Kalisari ini sangat terkenal dibanding empat dusun lainnya entah mengapa demikian padahal tidak ada yang istimewa dalam dinamika pembangunan di dusun ini dibanding dusun-dusun lainnya dalam lingkungan Desa Kalipadang tidak ada perbedaan yang signifikan dengan empat dusun lainnya.
Bisa pula yang menjadikan faktor popularitas Dusun Kalisari ini karena letaknya ditepi jalan raya itu sehingga memudahkan orang untuk mengenal Kalisari lebih mudah diingat dan dikenal orang.
Dusun Kalisari dapat dikatakan merupakan pintu gerbang dari dusun-dusun yang ada dipedalaman sebelah utara jalan besar atau jalan raya itu memperkuat nama Kalisari menjadi petunjuk awal agar orang-orang yang ada di kawasan sekitar Kalisari untuk menyebutkan sebagai asal usul alamatnya.
Dusun Kalisari sebagai pintu gerbang untuk memasuki dusun-dusun dipedalaman utaranya yaitu Kricak, Karangankidul, Kalanganyar, Munggusoyi, Munggugebang, Ngemplak dan Bareng. Seringkali untuk memudahkan mencari alamat dusun-dusun ini merujuk pada nama Kalisari sebagai pintu gerbang untuk memasuki dusun mereka.
Oleh karena itu akhirnya timbul sebutan baru Kalisari mana ? kemudian ada jawaban Kalisari Kricak, Kalisari Ngemplak, Kalisari Kalanganyar dan seterusnya dalam percakapan sehari-hari orang luar kota/kabupaten untuk mengetahui alamat bagi dusun-dusun tersebut, inilah yang kemudian kita kenal dengan istilah fenomena Kalisari untuk menyebut kawasan barat Kecamatan Benjeng ini.
Alkisah tentang fenomena Kalisari ini dapat dideskripsikan suatu saat pada musim hujan bakda maghrib pada tahun 2010 ada orang dari Sambeng Kab Lamongan mencari sanak saudaranya yang di Dusun Kalanganyar (Desa Karangankidul)  ternyata mutar-mutar di dua gang Dusun Kalisari ini, kebetulan ketemu penulis (Suwandi MPd) lalu bertanya pada seorang lelaki tengah bayah yang mencari alamat sanak saudaranya itu lalu disapa mencari siapa pak ? dijawab mencari si Fulan rumahnya Kalisari setelah putar-putar tidak menemukan alamat yang dicari. Lalu penulis deskripsi ini langsung minta tahu aja ke Ketua Rukun Warga 04 yang bernama Sunarto lelaki asal Kedungadem Bojonegoro ini menanyai soerang pencari alamat tersebut juga bingun "pak tidak ada nama yang anda sebut ini di data penduduk kami", maka Pak RW sebutan yang lazim untuk seorang ketua RW yang juga menghuni kawasan RT 8 ini kemudian curiga dengan menanyai jangan-jangan bukan Kalisari asli ini, sebab orang-orang luar kampung sini biasanya menyebutnya bahwa dia beralamat Kalisari, coba anda tanya lagi ke keluarga anda di Sambeng Lamongan, kebetulan si pencari alamat tadi bawa telepon seluler (handphone), percakapan dengan pihak keluarga pencari alamat tadi dilakukan maka akhirnya ada titik terang bahwa alamat yang di maksud adalah Dusun Kalanganyar (Desa Karangankidul), oh hala pak kok muter-muter di kampung saya ini dalam kondisi hujan-hujan begini. Kata penanya alamat tadi "matur suwun pak (terima kasih pak) atas bentuannya".
Dusun Kalisari secara administratif terdiri dari dua Rukun Tetangga dan satu Rukun Warga, yaitu Rukun Tetangga 8 di gang utara dan Rukun Tetangga di gang selatan yang masing-masing di pimpin oleh seorang ketua Rukun Tetangga, adapun dua Rukun Tetangga (RT) dihimpun dalam kelompok besar yang disebut Rukun Warga 4 dalam lingkungan Desa Kalipadang ini.

Selasa, 16 Agustus 2011

Kalisari dan Faham Muhammadiyah


KALISARI adalah nama sebuah dusun di Desa Kalipadang Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik untuk masuk dusun ini dari jalan raya arteri milik kabupaten Gresik antara jalan raya Balongpanggang – Gresik menuju dusun sekitar 400 meter sebelum masuk kampung anda akan menjumpai telaga air minum disamping kiri jalan. Masuk Dusun Kalisari jalan raya Kedungrukem menuju jalan poros desa disamping kiri dan kanan  terbentang hamparan sawah dan ladang yang luas mengitari sebuah dusun yang terdiri dari dua gang masyarakat bilang Kalisari Gang Lor dan Kalisari Gang Kidul.
Masyarakat yang mayoritas hidup dari pertanian dan perdagangan ini senantiasa hidup rukun dalam alam kehidupan pedesaan yang dipenuhi gotong royong dan kekeluargaan.
Dalam kehidupan keagamaan mayoritas beragama Islam ini juga dihuni mayoritas mengikuti organisasi Muhammadiyah dan sebagian lain mengikuti amalan Nahdlatul Ulama' yang dapat hidup berdampingan secara rukun penuh rasa hormat menghormati. Keberadaan dua organisasi besar di Indonesia pada masyarakat Kalisari ini dapat dilihat ada dua tempat ibadah milik Muhammadiyah dan satu tempat ibadah mengikuti amalan Nahdlatul Ulama'. Amal usaha Muhammadiyah dalam bentuk tempat ibadah ini terdapat di dua gang Dusun Kalisari yaitu Kalisari Gang Lor ada masjid milik Muhammadiyah yang bernama masjid sabilillah berdiri pada tahun 1977 dan di Kalisari gang Kidul ada musholla Baitus Salam berdiri pada tahun 1985. Sedangkan tempat ibadah yang mengikuti faham Nahdlatul Ulama' bertempat di Kalisari Gang Lor bernama Masjld Baitul Rohman berdiri pada tahun 1987.
Warga Muhammadiyah yang menghuni sangat dominan di Kalisari ini pada tahun 2011 membangun sekolahan yang letaknya di tengah-tengah dusun yaitu Taman Kanak Kanak Aisyiyah Bustanul Atfal untuk menampung anak kebutuhan masyarakat pentingnya pendidikan di dusun Kalisari.
Dominasi Muhammadiyah di Dusun Kalisari ini tidak lepas dari masuknya faham keagamaan ini pada tahun 1977 dengan ditandai bangunan langgar di tanah pekarangan Alim yang sekaligus sebagai tokoh yang pertama kali mengembangkan agama Islam berafiliasi dengan faham Muhammadiyah. Dalam perkembangan yang dinamis Langgar Sabilillah ini menjadi Masjid Sabilillah yang ditandai dengan digunakan sholat jum'at pada tahun 1980. Kreativitas warga Muhammadiyah ini menjawab kebutuhan masyarakat Dusun Kalisari yang selama ini kalau sholat jum'at perlu berjalan jauh ke Dusun Ploso sebuah dusun di arah barat terletak di Jalan raya yang juga termasuk Desa Kalipadang ini.
Karena banyak yang mengikuti faham Muhammadiyah maka dalam pandangan masyarakat sekitar dusun senantiasa mengidentikan bahwa Kalisari itu masyarakatnya berfaham Muhammadiyah. Sehingga tidak heran banyak dari masyarakat Dusun Kalisari alumni sekolah Muhammadiyah. Anak-anak dari Dusun Kalisari yang pertama bersekolah di sekolah Muhammadiyah adalah Tarofah (1965) putri Bapak Taruf dan ibu Yupik dan Suwandi (1966) putra dari Bapak Manab dan Ibu Rusti yang keduanya tercatat sebagai alumni SMP Muhammadiyah 2 Balongpanggang Gresik lulus tahun 1981 kedua alumni ini sekarang berprofesi sebagai guru pegawai negeri sipil di lingkungan Kementrian Pendidikan Nasional. Dengan bersekolahnya dua putra atau putri yang paling awal di lembaga pendidikan Muhammadiyah ini diikuti oleh anak-anak Kalisari yang lainnya yaitu Siti Aminah (1969) sekolah di SMA Muhammadiyah 6 Balongpanggang dan Siti Asiyah (1974) bersekolah di SMA Muhammadiyah 8 Cerme  adik dari Suwandi (1965) putra di Bapak Manab dan Ibu Rusti.
Dinamika terus berlanjut masyarakat semakin sadar pentingnya pendidikan bagi anak keturunannya oleh karena itu keluarga sekitar masjid sabilillah mulai berminat untuk bersekolah di lembaga pendidikan Muhammadiyah maka masuklah anak-anak mereka tercatat sebagai alumni sekolah Muhammadiyah yaitu Sukoto Abdullah putra Bapak Manan, Suwoto putra Bapak Giman ini bersekolah di SMP Muhammadiyah 8 Benjeng. Sedangkan Suroso dan Jamaiyah anak dari Bapak Karman dan Ibu Karni  menamantkan diri dari SMA Muhammadiyah 6 Balongpanggang. Kemudian cucu Alim bernama Mudiono anak dari Bapak Reso dan Ibu Sunarni bersekolah di SMA Muhammadiyah 6 Balongpanggang menambah deretan panjang anak-anak Kalisari yang mengenyam nuansa pendidikan Muhammadiyah yang memperharum nama Muhammadiyah di Dusun Kalisari. Diikuti keluarga dari Bapak Samin dan Ibu Kasening menyekolahkan anak-anaknya Yusuf Ali Putro dan Tina Nurkhasanah di SMA Muhammadiyah 1 Gresik ke sekolah Muhammadiyah memperkuat barisan alumni menjadi semakin banyak dan anak pertamanya walau tidak tercatat alumni Muhammadiyah masuk menjadi pimpinan IPM Kalisari yaitu Joko Ali Putro. Setelah  Tarofah bersekolah Muhammadiyah adik dari Kepala Dusun Sutomo dan Ibu Suryatin maka dua tokoh masyarakat ini menyekolahkan  anak bernama Dwi Widawati ke SMA Muhammadiyah 1 Gresik. Tidak tertinggal pula keluarga Bapak Suki dan Ibu Siti menyekolahkan anaknya yang bernama Sutarno ke SMA Muhammadiyah 1 Gresik dan Universitas Muhammadiyah Gresik.
Tradisi masyarakat Kalisari yang mempercayakan pendidikan anaknya ke sekolah Muhammadiyah ini tetap berlangsung sehingga kondisi inilah yang mendorong Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kalisari dalam tahun 2011 ini membangun gedung sekolah Muhammadiyah di lahan bekas tanah milik Sutomo mantan kepala dusun yang terletak di tengah-tengah dusun Kalisari melalui pembelian, upaya ini menunjukkan dinamika yang tinggi dari warga dan simpatisan Muhammadiyah Kalisari, pembangunan ini direncanakan sebagai gedung Taman Pendidikan Al-Quran dan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Atfal.
Dari deretan nama-nama alumni Muhammadiyah ini maka memperkuat anggapan masyarakat bahwa Dusun Kalisari menjadi dinamis berkat faham-faham Islam modern ini pada penduduknya. Maka berdirilah organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Kalisari pada tahun 1986 yang dipimpin oleh Suwandi mendahului Muhammadiyah yang hingga tahun 1986 belum terbentuk kepemimpinan ranting Muhammadiyah, munculnya IPM di Kalisari ini menjadi fenomena di Kecamatan Benjeng karena induknya Muhammadiyah belum berdiri secara organisasi tapi secara faham Muhammadiyah telah berkambang sejak era tahun 1970-an itu. Ini uniknya Muhammadiyah berdiri didahului dinamaika anak-anak pelajar alumni sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ternyata merupakan perkaderan lewat sekolah membuktikan efektif di dusun ini.